Hadits Ancaman Menyembunyikan Ilmu
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Hadits Ancaman Menyembunyikan Ilmu merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah كتاب صحيح الترغيب والترهيب (kitab Shahih At-Targhib wa At-Tarhib) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Rabu, 09 Ramadhan 1442 H / 21 April 2021 M.
Download kajian sebelumnya: Anjuran Untuk Menyebarkan Ilmu dan Menunjukkan Kepada Kebaikan
Kajian Hadits Tentang Hadits Ancaman Menyembunyikan Ilmu
Kita masuk bab ke-8, الترهيب من كتم العلم (Ancaman dari menyembunyikan ilmu).
Hadits ke-120
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
“Siapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, maka akan diberikan pada hari kiamat penutup mulut dari api neraka.” (Dikeluarkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, dan Tirmidzi menghasankannya, Ibnu Majah, serta Ibnu Hibban dalam Shahihnya, demikian pula Baihaqi dan Al-Hakim, dan Al-Hakim berkata shahih sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim namun keduanya tidak meriwayatkannya).
Dan dalam riwayat Ibnu Majah dengan lafadz:
ما من رجل يحفظ علماً فيكتمُهُ إلا أتى يوم القيامة ملجوما بلجام من نار
“Tidak ada seorangpun yang hafal ilmu lalu ia menyembunyikannya kecuali ia datang pada hari kiamat dalam keadaan mulutnya ditutup dengan penutup dari api neraka.” (HR. Ibnu Majah)
Hadits ke-121
Dari ‘Abdillah Ibnu ‘Amr, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَن كتمَ علمًا ألجمَهُ اللَّهُ يومَ القيامةِ بلجامٍ من نارٍ
“Siapa yang menyembunyikan ilmu, maka Allah akan bungkam mulutnya pada hari kiamat dengan penutup mulut dari api neraka.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan Al-Hakim juga dan berkata shahih tidak ragu lagi)
Hadits ke-122
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مثلُ الَّذي يتعلَّمُ العلمَ ثمَّ لا يحدِّثُ بِهِ كمثلِ الَّذي يَكْنزُ الكنزَ ثمَّ لا ينفقُ منهُ
“Perumpamaan orang yang menuntut ilmu lalu ia tidak menyampaikannya, seperti orang yang menumpuk harta dan tidak mengeluarkan zakatnya.” (Dikeluarkan oleh Thabrani dalam Al-Ausath)
Hadits-hadits ini menunjukkan akan haramnya menyembunyikan ilmu. Namun ilmu seperti apa yang tidak boleh disembunyikan? Syaikh Utsaimin Rahimahullah berkata ketika ditanya tentang masalah ini, kata beliau bahwa menyembunyikan ilmu itu dengan cara tidak memberikannya ketika dibutuhkan untuk menjelaskannya. Dan kebutuhan untuk menjelaskan ilmu itu terkadang dengan cara ditanya, baik pertanyaan itu sifatnya dengan keadaan ataupun pertanyaan itu dengan lisan.
Pertanyaan dengan keadaan contohnya dia melihat di masyarakatnya orang-orang bodoh terhadap agama Allah, terutama dalam perkara-perkara yang wajib mereka lakukan berupa bersuci, shalat, zakat, puasa, berhaji, berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahim, maka pada waktu itu dia wajib menjelaskan ilmu.
Adapun pertanyaan dengan lisan, yaitu ada seseorang datang kepada kamu bertanya tentang suatu perkara agama dalam keadaan kamu faham hukumnya, maka kewajiban kamu adalah menjelaskannya kepada dia. Siapa yang menyembunyikan ilmu yang telah Allah ajarkan kepadanya, maka ia berada dalam bahaya besar.
Adapun ilmu dunia maka sudah kita jelaskan bahwa itu hukumnya fardhu kifayah. Dan kami tidak mendapatkan ada ulama yang mewajibkan untuk menjelaskannya secara fardhu ‘ain. Artinya kalau sebagian orang tidak mempelajarinya, maka semuanya dosa. Maka harus ada orang-orang yang mempelajarinya.
Maka siapapun kita yang menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kewajiban kita adalah berusaha menyampaikan kepada manusia.
Namun ada keadaan yang kita boleh menyembunyikan ilmu. Kata Syaikh ‘Utsaimin Rahimahullah bahwa haram menyembunyikan ilmu kecuali kalau ada udzur. Seperti takut dari orang yang dzalim, atau khawatir muncul fitnah yang lebih besar dari menyampaikan ilmu.
Seperti halnya Muadz bin Jabal ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: “Tahukah kamu Hai Muadz apa hak Allah atas hambaNya dan apa hak hamba atas Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Kata Muadz: “Allah dan RasulNya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“Hak Allah atas hambaNya yaitu hendaklah mereka hanya beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga. Dan hak hamba atas Allah bahwa Allah tidak akan mengadzab orang yang tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga.”
Kemudian Muadz bin Jabal bertanya: “Ya Rasulullah, bolehkah aku sampaikan kepada manusia sebagai kabar gembira untuk mereka?” Kata Rasulullah:
لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا
“Jangan, khawatir mereka tidak mau beramal.” (HR. Bukhari)
Dikhawatirkan manusia salah paham terhadap hadits ini, mereka mengira cukup tauhid saja, akhirnya kemudian hanya sebatas mengandalkan tidak berbuat syirik, akhirnya mereka malah melakukan dan menganggap remeh dosa, kemudian mereka tidak beramal.
Ini dua keadaan yang kita dibolehkan untuk menyembunyikan ilmu.
Bab selanjutnya adalah ancaman dari orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya. Ancaman juga untuk orang yang mengucapan sesuatu yang dia tidak amalkan.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50118-hadits-ancaman-menyembunyikan-ilmu/